Kamis, 06 September 2012

ide atau Konsep Pemikiran Ekonomi era Pra Klasik - Klasik

IDE-IDE ATAU KONSEP PEMIKIRAN EKONOMI
A.    ERA MERKANTILISME
Istilah merkantilisme berasal dari kata Merchant  yang artinya berdagang. Menurut paham ini, suatu Negara akan maju bila melakukan perdagangan. Dalam artian yang luas, perdagangan yang dimaksud ialah perdagangan dengan Negara lain.  Pada awalnya, Negara-negara di eropa hanya ingin melakukan perdagangan dengan Negara lain, tetapi pada akhirnya mereka menjajah Negara tersebut agar bisa mendapatkan hasil jajahannya. Dan hasil jajahan  tersebut dibawa pulang ke Negara asalnya dalam bentuk emas dan perak.
Pada zaman merkantilisme , sumber kekayaan Negara adalah dari perdagangan luar negeri. Selanjutnya uang (emas atau perak) hasil dari surplus perdagangan ialah sumber kekuasaan.
Pemikiran dari beberapa pakar Utama pada zaman merkantilisme .
1.       Jean Bodin (1530-1596)
Seorang ilmuan bangsa perancis yang sudah secara sistematis menyajikan sebuah teori tentang uang dan harga. Ulasannya telah memuat unsur-unsur pokok sesuatu teori kuantitas uang, yang beberapa abad kemudian dikembangkan dengan tenar oleh Irving Fisher.
Bodin menjelaskan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh 5 faktor :
Ø  Bertambahnya logam mulia yaitu emas dan perak;
Ø  Praktek monopoli yang dilakukan oleh pihak swasta maupun Negara;
Ø  Jumlah barang didalam negeri menjadi langka, karena hasil produksi diekspor;
Ø  Pola hidup yang mewah dikalangan raja dan bangsawan sekitarnya;
Ø  Menurunnya nilai mata uang logam karena isi karat yang terkandung didalamnya dikurangi atau dipermainkan.
Bertambahnya persediaan emas dan perak dianggap oleh Bodin sebagai faktor yang paling penting. Bahan dasar tersebut bagi uang logam menjadi landasan dan tolak ukur untuk menilai harga barang dalam peredaran.
2.       Thomas Mun (1571-1641)
Thomas Mun adalah saudagar kaya yang menjabat sebagai anggota dewan pimpinan dari East India Company, perusahaan dagang Inggris yang diberikan monopoli dalam lalu lintas niaga antara Inggris dan India (beserta beberapa Negara di Asia). Mun banyak mengarang tentang perdagangan luar negeri dan perkembangan kurs mata uang dalam lalu lintas ekonomi internasional.  Mun mempunyai pengaruh besar di kalangan luas di Inggris dan Eropa Kontinental abad 17.

3.       Jean Baptist Colbert (1619-1683)
Beliau adalah seorang menteri utama Prancis dibidang ekonomi dan keuangan  pada masa pemerintahan Raja Louis XVI. Pada masa ini perdagangan dianggap sumber utama kemakmuran,konsekuensinya, kedudukan kaum saudagar semakin penting. Terjadi Aliansi antara kaum saudagar dan penguasa. Kaum saudagar memperkuat dan mendukung kedudukan penguasa. Penguasa pun memberi bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi,dan keistimewaan lainnya. Proteksi dilakukan agar industri dalam negeri lebih berkembang dan produksinya meningkat dengan cara meningkatkan jumlah tenaga kerja.
                       
4.       Sir William Petty (1623-1687)
Adalah seorang dosen di Oxford University dan banyak menulis tentang politik. Salah satu karya terkenal karena usahanya menjadikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang kuantitatif dan statistical melalui aapaa yang dinamakan dengan “aritmatika politik”. Ia juga menyempurnakan  merkantilisme dengan anggapan pentingnya Pekerja (labor) dibandingkan dengan tanah (land). Nilai suatu barang ditentukan oleh biaya yang diperlukan (upah) untuk menjaga agar para pekerja tetap bekerja.
Sejumlah ide-ide dan pemikiran dari zaman merkantilisme lebih mengutamakaan masalah-masalah kebijakan ekonomi dibandingkan dengan usaha untuk menyusun suatu kerangka analisis.
Inti pokok dalam merkantilisme ialah bahwa kemajuan dan kemakmuran suatu Negara  ditandai dengan adanya surplus ekspor barang diatas impor dalam perdagangan luar negeri. Artinya, jumlah ekspor lebih banyak di bandingkan impor.  Hal ini bisa terjadi karena jumlah produksi yang banyak sehingga kebutuhan tercukupi dan selebihnya bisa di ekspor dengan harga yang murah dan bisa menang dalam persaingan.

Dalam pandangan merkantilisme, tingkat bunga harus dipertahankan pada tingkat yang sangat rendah, karena tingkat bunga yang rendah akan membantu usaha untuk meningkatkan perdagangan. Akibat rendahnya tingkat bunga, dapat mendukung akumulasi kekayaan berupa uang dan modal ( penguasaan atas uang dan logam).

Sehingga jika surplus ini terus-menerus bertambah secara kumulatif dan bahan logam mulia serta uang masuk dalam jumlah yang banyak maka jumlah uang beredar akan meningkat. Akibatnya harga barang-barang meningkat dan terjadi inflasi dan deifit neraca perdagangan.









B.    TEORI KLASIK
1.       ADAM SMITH ( 1723-1790)
Mazhab klasik banyak diadopsi dari ide-ide atau konsep dari mazhab-mazhab praklasik terutama merkantilisme dan pisiokrat.  Dalam hal ini Adam Smith lebih mengutamakan Moral dan etika.  
                Ide Smith muncul bersebrangan dengan merkantilisme, sehingga ada kritikan dari smith terhadap merkantilisme, salah satunya mengenai kebijakan-kebijakan yang cenderung memonopoli pasar. Smith mengatakan, ada beberapa kerugian akibat adanya monopoli, diantaranya yaitu :
Ø  Perekonomian cenderung memburuk
Ø  Monopoli cenderung merusak mekanisme manajemen yang baik
Ø  Monopoli membuat pemerintah cenderung membuat kebijakan yang kurang baik
Ø  Hilangnya alokasi sumber daya akibat kebijakan yang kurang baik.
Menurut smith, pemerintah harus punya peran dalam perekonomian, diantaranya :
Ø  Mencegah monopoli
Ø  Mempertahankan Negara
Ø  Menjaga ketertiban internal
Ø  Pemerintah harus mengatur barang-barang public yang memiliki eksternalitas yang tinggi

Secara umum, Smith sangat mendukung perdagangan bebas tetapi harus ada  campur tangan pemerintah seminimal mungkin dalam perekonomian. Jika terlalu banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi yang menyebabkan perekonomian tidak efesien dan tidak seimbang.

Smith juga mejelaskan bahwa keegoan Individu dalam perekonomian bisa berdampak positif terhadap individu lain. smith menganggap bahwa sifat ini akan memacu pertumbuhan ekonomi dan  pembangunan secara keseluruhan. Hal ini dapat terlihat ketika keegoan individu dalam pasar bebas dapat membuatnya lebih efesien. Ketika individu memproduksi lebih banyak ( melebihi kebutuhan) , maka produk tersebut bisa di ekspor dengan harga yang lebih murah dan dapat memenangkan persaingan dalam pasar bebas, sehingga perekonomian dan pembangunan bisa meningkat.

Hal lain yang membuat keegoan tersebut bedampak positif adalah spesialisasi. Karena dengan adanya spesialisasi , individu akan berusaha memproduksi barang  dengan berbagai macam inovasi.

Selain itu, dengan adanya spesialisasi,  masyarakat akan meniru barang-barang yang telah diciptakan dengan berbagai inovasi  sebelumnya.  Jika tiap  masyarakat memproduksi berbagai macam barang tersebut maka tingkat produksi akan maksimum dan meningkatkan surplus perdagangan.
Ada syarat yang harus dilakukan sebelum memaksakan spesialisasi, yaitu jaminan terbukanya pasar yang lebih luas. Tanpa adanya perluasan pasar , spesialisasi tidak akan berguna.

                Smith juga menjelaskan bahwa nilai suatu barang dapat dibagi 2, yaitu :
Ø  Nilai guna
Ø  Nilai tukar

Menurut smith, hubungan antara nilai guna dan nilai tukar suatu barang yang mempunyai nilai guna tinggi kadang-kadang tidak mempunyai nilai tukar atau tidak bisa ditukarkan dengan barang lain. Sebaliknya, ada barang yang memiliki nilai tukar yang tinggi, tapi tidak terlalu bermanfaat bagi kehidupan.­­­­­ Inilah yang disebut dengan paradox nilai.
Pada masa itu smith hanya fokus menjelaskan pada utilitas total saja. Sehingga masyarakat pada saat itu tidak memahami “paradox nilai” tersebut.
Setiap orang pasti mempunya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Peningkatan kesejateraan dapat diperoleh melalui peningkatan laba. Menurut Smith, cara terbaik untuk meningkatkan laba ialah dengan melakukan investasi, yaitu mebeli mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih.  Dengan  demikian , maka produktivitas labor akan semakin meningkat, ini berarti terjadi  peningkatan produksi perusahaan. Apabila semua perusahaan melakukan hal yang sama maka output nasional yang juga berarti kesejahteraan masyarakat akan meningkat.

2.       JEREMY BENTHAM (1748-1832)
Secara umum paradox nilai pada masa adam smith belom lazim dikatakan utilitas, tapi pada masa itu orang-orang sudah mengenal kata-kata tersebut.
Paham utilitarianisme yang dikembangkan oleh Bentham berasal dari paham Hedonisme. Menurut paham hedonisme, tujuan hidup manusia disunia adalah mencari kenikmatan hidup yang sebesar-besarnya.
Menurut bentham, manusia hidup pada dua kondisi , yaitu kesenangan dan kesedihan. Orang-orang tentu akan memilih tujuan akhir adalah kesenangan. Selisih antara senang dan sedih inilah yang kemudian disebut utility.
Dasar konsep ini adalah “kesenangan itu  pada intinya sama, apapun sumbernya” .  hal ini jelas berbeda dengan paham hedonisme yang menegaskan kenikmatan setinggi-tingginya adalah hak individu-individu , sedangkan paham utilitarianisme kebahagiaan yang sebesar-besarnya ditujukan bagi masyarakat banyak.
Pada saat itu bertham mendesak agar pemerintah mngeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada masyarakat miskin, hal ini dilakukan agar masyarakat miskin bisa memaksimumkan  kesenangannya.
Bertham mengatakan  tidak masalah mengeluarkan biaya yang besar , asalkan manfaat yang kita dapatkan lebih besar.  Negara juga harus efesien dalam menjalankan fungsinya untuk mensejahterakan rakyatnya.
Bertham juga mengatakan setiap pinjaman yang diberikan harus dikenakan bunga.   Karena setiap pinjaman yang diberikan itu memiliki resiko. Resiko inilah yang kemudian menjadi alasan bertham “membungakan” pinjaman.
Hal ini akan membuat sipeminjam yang dikenakan bunga pinjaman akan berusah lebih giat untuk menutupi pinjamannya. Selain itu, hal ini juga dapat terhindar dari berbagai aktifitas kriminal.

3.       THOMAS ROBERT MALTHUS ( 1766-1834)
Konsep Malthus ini dianggap pesimis akan masa depan, beda halnya dengan apa yang telah dikatakan pada era Adam Smith. Adam smith menegaskan keoptimisannya akibat adanya spesialisasi yang akan meningkatkan produksi dan pada akhirnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Inti dari konsep Malthus ini adalah “ apapun upaya yang dilakukan manusia untuk meningkatkan standar hidupnya justru akan menyebabkan standar hidup itu menurun”. Untuk mencapai tingkat kesenangan , manusia akan melakukan produksi yang tinggi. Disaat bersamaan jika kesejahteraan manusia meningkat hasrat seksualnya pun meningkat, sehingga populasi meningkat dan juga ketersediaan lapangan kerja sedikit yang akhirnya menyebabkan jumlah peengangguran tinggi. Hal ini lah yang menyebabkan standar hidup manusia kembali turun.
Menurut Malthus, pertumbuhan manusia pada saat itu sesuai dengan deret ukur, sedangkan pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung. Hal inilah yang membuat pengangguran semakin meningkat
Malthus sangat khawatir pada pengangguran, apalagi pada saat itu terjadi “revolusi industri”. Efek dari revolusi industry jauh lebih besar dari sekedar mingkatkan pengangguran, tapi juga menggeser derajat kaum laki-laki muda dengan kaum wanita dan anak-anak.

Solusi yang diberikan Malthus ada 2, yaitu :
·         Pengendalian alamiah yaitu , dengan mencegah kematian akibat bencana alam , perang dll.
·         Pengendalian prefentif yaitu, dengan cara melarang kawin muda dan merekomendasikan KB.
Menurut Malthus, laba adalah return yang didapatkan dari capital. Laba disini  diartikan sebagai sebuah tindakan untuk melakukan investasi seperti membeli peralatan mesin yang lebih canggih.
Selain itu, Malthus juga mecetuskan konsep “harga sewa diferensial”, yaitu harga sewa ditentukan oleh kualitas tanah (subur tidaknya suatu tanah).  Pada sat itu diasumsikan jika harga sewa tanah tinggi mencerminkan kesejahteraan meningkat.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar