IDE-IDE ATAU KONSEP PEMIKIRAN EKONOMI
A.
ERA MERKANTILISME
Istilah
merkantilisme berasal dari kata Merchant yang artinya berdagang. Menurut paham ini,
suatu Negara akan maju bila melakukan perdagangan. Dalam artian yang luas,
perdagangan yang dimaksud ialah perdagangan dengan Negara lain. Pada awalnya, Negara-negara di eropa hanya
ingin melakukan perdagangan dengan Negara lain, tetapi pada akhirnya mereka
menjajah Negara tersebut agar bisa mendapatkan hasil jajahannya. Dan hasil
jajahan tersebut dibawa pulang ke Negara
asalnya dalam bentuk emas dan perak.
Pada
zaman merkantilisme , sumber kekayaan Negara adalah dari perdagangan luar
negeri. Selanjutnya uang (emas atau perak) hasil dari surplus perdagangan ialah
sumber kekuasaan.
Pemikiran
dari beberapa pakar Utama pada zaman merkantilisme .
1. Jean Bodin (1530-1596)
Seorang ilmuan bangsa
perancis yang sudah secara sistematis menyajikan sebuah teori tentang uang dan
harga. Ulasannya telah memuat unsur-unsur pokok sesuatu teori kuantitas uang,
yang beberapa abad kemudian dikembangkan dengan tenar oleh Irving Fisher.
Bodin
menjelaskan bahwa kenaikan harga disebabkan oleh 5 faktor :
Ø
Bertambahnya logam mulia yaitu emas dan perak;
Ø
Praktek monopoli yang dilakukan oleh pihak
swasta maupun Negara;
Ø
Jumlah barang didalam negeri menjadi langka,
karena hasil produksi diekspor;
Ø
Pola hidup yang mewah dikalangan raja dan
bangsawan sekitarnya;
Ø
Menurunnya nilai mata uang logam karena isi
karat yang terkandung didalamnya dikurangi atau dipermainkan.
Bertambahnya
persediaan emas dan perak dianggap oleh Bodin sebagai faktor yang paling
penting. Bahan dasar tersebut bagi uang logam menjadi landasan dan tolak ukur
untuk menilai harga barang dalam peredaran.
2. Thomas Mun (1571-1641)
Thomas Mun adalah
saudagar kaya yang menjabat sebagai anggota dewan pimpinan dari East India
Company, perusahaan dagang Inggris yang diberikan monopoli dalam lalu lintas
niaga antara Inggris dan India (beserta beberapa Negara di Asia). Mun banyak
mengarang tentang perdagangan luar negeri dan perkembangan kurs mata uang dalam
lalu lintas ekonomi internasional. Mun
mempunyai pengaruh besar di kalangan luas di Inggris dan Eropa Kontinental abad
17.
3. Jean Baptist Colbert (1619-1683)
Beliau adalah seorang
menteri utama Prancis dibidang ekonomi dan keuangan pada masa pemerintahan Raja Louis XVI. Pada
masa ini perdagangan dianggap sumber utama kemakmuran,konsekuensinya, kedudukan
kaum saudagar semakin penting. Terjadi Aliansi antara kaum saudagar dan
penguasa. Kaum saudagar memperkuat dan mendukung kedudukan penguasa. Penguasa
pun memberi bantuan dan perlindungan berupa monopoli, proteksi,dan keistimewaan
lainnya. Proteksi dilakukan agar industri dalam negeri lebih berkembang dan
produksinya meningkat dengan cara meningkatkan jumlah tenaga kerja.
4. Sir William Petty (1623-1687)
Adalah seorang dosen di
Oxford University dan banyak menulis tentang politik. Salah satu karya terkenal
karena usahanya menjadikan ilmu ekonomi sebagai ilmu yang kuantitatif dan
statistical melalui aapaa yang dinamakan dengan “aritmatika politik”. Ia juga
menyempurnakan merkantilisme dengan
anggapan pentingnya Pekerja (labor) dibandingkan dengan tanah (land). Nilai
suatu barang ditentukan oleh biaya yang diperlukan (upah) untuk menjaga agar
para pekerja tetap bekerja.
Sejumlah ide-ide dan
pemikiran dari zaman merkantilisme lebih mengutamakaan masalah-masalah
kebijakan ekonomi dibandingkan dengan usaha untuk menyusun suatu kerangka
analisis.
Inti pokok dalam
merkantilisme ialah bahwa kemajuan dan kemakmuran suatu Negara ditandai dengan adanya surplus ekspor barang
diatas impor dalam perdagangan luar negeri. Artinya, jumlah ekspor lebih banyak
di bandingkan impor. Hal ini bisa terjadi
karena jumlah produksi yang banyak sehingga kebutuhan tercukupi dan selebihnya
bisa di ekspor dengan harga yang murah dan bisa menang dalam persaingan.
Dalam pandangan
merkantilisme, tingkat bunga harus dipertahankan pada tingkat yang sangat
rendah, karena tingkat bunga yang rendah akan membantu usaha untuk meningkatkan
perdagangan. Akibat rendahnya tingkat bunga, dapat mendukung akumulasi kekayaan
berupa uang dan modal ( penguasaan atas uang dan logam).
Sehingga jika surplus ini
terus-menerus bertambah secara kumulatif dan bahan logam mulia serta uang masuk
dalam jumlah yang banyak maka jumlah uang beredar akan meningkat. Akibatnya
harga barang-barang meningkat dan terjadi inflasi dan deifit neraca
perdagangan.
B.
TEORI KLASIK
1. ADAM SMITH ( 1723-1790)
Mazhab klasik banyak diadopsi dari ide-ide atau
konsep dari mazhab-mazhab praklasik
terutama merkantilisme dan pisiokrat. Dalam hal ini Adam Smith lebih mengutamakan
Moral dan etika.
Ide
Smith muncul bersebrangan dengan merkantilisme, sehingga ada kritikan dari
smith terhadap merkantilisme, salah satunya mengenai kebijakan-kebijakan yang
cenderung memonopoli pasar. Smith mengatakan, ada beberapa kerugian akibat
adanya monopoli, diantaranya yaitu :
Ø
Perekonomian cenderung memburuk
Ø
Monopoli cenderung merusak mekanisme manajemen
yang baik
Ø
Monopoli membuat pemerintah cenderung membuat
kebijakan yang kurang baik
Ø
Hilangnya alokasi sumber daya akibat kebijakan
yang kurang baik.
Menurut
smith, pemerintah harus punya peran dalam perekonomian, diantaranya :
Ø
Mencegah monopoli
Ø
Mempertahankan Negara
Ø
Menjaga ketertiban internal
Ø
Pemerintah harus mengatur barang-barang public
yang memiliki eksternalitas yang tinggi
Secara umum, Smith sangat
mendukung perdagangan bebas tetapi harus ada
campur tangan pemerintah seminimal mungkin dalam perekonomian. Jika
terlalu banyak campur tangan pemerintah, pasar justru akan mengalami distorsi
yang menyebabkan perekonomian tidak efesien dan tidak seimbang.
Smith juga mejelaskan
bahwa keegoan Individu dalam perekonomian bisa berdampak positif terhadap
individu lain. smith menganggap bahwa sifat ini akan memacu pertumbuhan ekonomi
dan pembangunan secara keseluruhan. Hal
ini dapat terlihat ketika keegoan individu dalam pasar bebas dapat membuatnya
lebih efesien. Ketika individu memproduksi lebih banyak ( melebihi kebutuhan) ,
maka produk tersebut bisa di ekspor dengan harga yang lebih murah dan dapat
memenangkan persaingan dalam pasar bebas, sehingga perekonomian dan pembangunan
bisa meningkat.
Hal lain yang membuat keegoan tersebut
bedampak positif adalah spesialisasi. Karena
dengan adanya spesialisasi , individu akan berusaha memproduksi barang dengan berbagai macam inovasi.
Selain itu, dengan adanya spesialisasi, masyarakat akan meniru barang-barang yang
telah diciptakan dengan berbagai inovasi
sebelumnya. Jika tiap masyarakat memproduksi berbagai macam barang
tersebut maka tingkat produksi akan maksimum dan meningkatkan surplus
perdagangan.
Ada syarat yang harus dilakukan sebelum
memaksakan spesialisasi, yaitu jaminan terbukanya pasar yang lebih luas. Tanpa
adanya perluasan pasar , spesialisasi tidak akan berguna.
Smith
juga menjelaskan bahwa nilai suatu barang dapat dibagi 2, yaitu :
Ø
Nilai guna
Ø
Nilai tukar
Menurut smith, hubungan
antara nilai guna dan nilai tukar suatu barang yang mempunyai nilai guna tinggi
kadang-kadang tidak mempunyai nilai tukar atau tidak bisa ditukarkan dengan
barang lain. Sebaliknya, ada barang yang memiliki nilai tukar yang tinggi, tapi
tidak terlalu bermanfaat bagi kehidupan. Inilah yang disebut dengan paradox nilai.
Pada masa itu smith hanya
fokus menjelaskan pada utilitas total saja. Sehingga masyarakat pada saat itu
tidak memahami “paradox nilai”
tersebut.
Setiap orang pasti
mempunya keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Peningkatan
kesejateraan dapat diperoleh melalui peningkatan laba. Menurut Smith, cara
terbaik untuk meningkatkan laba ialah dengan melakukan investasi, yaitu mebeli
mesin-mesin dan peralatan yang lebih canggih.
Dengan demikian , maka
produktivitas labor akan semakin meningkat, ini berarti terjadi peningkatan produksi perusahaan. Apabila
semua perusahaan melakukan hal yang sama maka output nasional yang juga berarti
kesejahteraan masyarakat akan meningkat.
2. JEREMY BENTHAM (1748-1832)
Secara umum paradox nilai
pada masa adam smith belom lazim dikatakan utilitas, tapi pada masa itu
orang-orang sudah mengenal kata-kata tersebut.
Paham utilitarianisme
yang dikembangkan oleh Bentham berasal dari paham Hedonisme. Menurut paham
hedonisme, tujuan hidup manusia disunia adalah mencari kenikmatan hidup yang
sebesar-besarnya.
Menurut bentham, manusia
hidup pada dua kondisi , yaitu kesenangan dan kesedihan. Orang-orang tentu akan
memilih tujuan akhir adalah kesenangan. Selisih antara senang dan sedih inilah
yang kemudian disebut utility.
Dasar konsep ini adalah “kesenangan itu pada intinya sama, apapun sumbernya” . hal ini jelas berbeda dengan paham hedonisme
yang menegaskan kenikmatan setinggi-tingginya adalah hak individu-individu ,
sedangkan paham utilitarianisme kebahagiaan yang sebesar-besarnya ditujukan
bagi masyarakat banyak.
Pada saat itu bertham
mendesak agar pemerintah mngeluarkan kebijakan-kebijakan yang berpihak pada
masyarakat miskin, hal ini dilakukan agar masyarakat miskin bisa
memaksimumkan kesenangannya.
Bertham mengatakan tidak
masalah mengeluarkan biaya yang besar , asalkan manfaat yang kita dapatkan
lebih besar. Negara juga harus
efesien dalam menjalankan fungsinya untuk mensejahterakan rakyatnya.
Bertham juga mengatakan
setiap pinjaman yang diberikan harus dikenakan bunga. Karena
setiap pinjaman yang diberikan itu memiliki resiko. Resiko inilah yang kemudian
menjadi alasan bertham “membungakan” pinjaman.
Hal ini akan membuat
sipeminjam yang dikenakan bunga pinjaman akan berusah lebih giat untuk menutupi
pinjamannya. Selain itu, hal ini juga dapat terhindar dari berbagai aktifitas
kriminal.
3. THOMAS ROBERT MALTHUS ( 1766-1834)
Konsep
Malthus ini dianggap pesimis akan masa depan, beda halnya dengan apa yang telah
dikatakan pada era Adam Smith. Adam smith menegaskan keoptimisannya akibat
adanya spesialisasi yang akan meningkatkan produksi dan pada akhirnya
meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Inti
dari konsep Malthus ini adalah “ apapun upaya yang dilakukan manusia untuk
meningkatkan standar hidupnya justru akan menyebabkan standar hidup itu
menurun”. Untuk mencapai tingkat kesenangan , manusia akan melakukan produksi
yang tinggi. Disaat bersamaan jika kesejahteraan manusia meningkat hasrat
seksualnya pun meningkat, sehingga populasi meningkat dan juga ketersediaan
lapangan kerja sedikit yang akhirnya menyebabkan jumlah peengangguran tinggi.
Hal ini lah yang menyebabkan standar hidup manusia kembali turun.
Menurut
Malthus, pertumbuhan manusia pada saat itu sesuai dengan deret ukur, sedangkan
pertumbuhan produksi makanan hanya meningkat sesuai dengan deret hitung. Hal
inilah yang membuat pengangguran semakin meningkat
Malthus
sangat khawatir pada pengangguran, apalagi pada saat itu terjadi “revolusi
industri”. Efek dari revolusi industry jauh lebih besar dari sekedar mingkatkan
pengangguran, tapi juga menggeser derajat kaum laki-laki muda dengan kaum
wanita dan anak-anak.
Solusi
yang diberikan Malthus ada 2, yaitu :
·
Pengendalian alamiah yaitu , dengan mencegah
kematian akibat bencana alam , perang dll.
·
Pengendalian prefentif yaitu, dengan cara
melarang kawin muda dan merekomendasikan KB.
Menurut
Malthus, laba adalah return yang didapatkan dari capital. Laba disini diartikan sebagai sebuah tindakan untuk
melakukan investasi seperti membeli peralatan mesin yang lebih canggih.
Selain
itu, Malthus juga mecetuskan konsep “harga sewa diferensial”, yaitu harga sewa
ditentukan oleh kualitas tanah (subur tidaknya suatu tanah). Pada sat itu diasumsikan jika harga sewa
tanah tinggi mencerminkan kesejahteraan meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar